Perbedaan Gaya Makan Orang Australia dan Indonesia
Gaya makan mencerminkan budaya, kebiasaan, bahkan cara pandang masyarakat terhadap makanan. Australia dan Indonesia, dua negara dengan latar belakang budaya yang sangat berbeda, tentu memiliki kebiasaan makan yang unik. Berikut adalah beberapa perbedaan mencolok antara gaya makan orang Australia dan Indonesia:
🍽️ 1. Waktu Makan
-
Indonesia:
Umumnya makan 3 kali sehari: sarapan (sekitar pukul 6–8 pagi), makan siang (sekitar 12 siang), dan makan malam (sekitar pukul 6–8 malam). Banyak juga yang ngemil di antara waktu makan. -
Australia:
Pola makannya serupa, tapi sarapan lebih ringan, makan siang praktis (seperti sandwich atau salad), dan makan malam jadi waktu utama berkumpul dengan porsi terbesar.
🍴 2. Alat Makan
-
Indonesia:
Makan dengan sendok dan garpu, atau bahkan dengan tangan (terutama saat makan tradisional). -
Australia:
Umumnya menggunakan garpu dan pisau, dan sangat memperhatikan etika makan, terutama saat makan formal. Makan dengan tangan jarang dilakukan, kecuali untuk makanan tertentu seperti burger atau pizza.
🍚 3. Menu Sehari-hari
-
Indonesia:
Nasi adalah makanan pokok, hampir selalu ada di setiap waktu makan. Lauk-pauk seperti ayam, ikan, tempe, tahu, dan sambal menjadi pendamping utama. -
Australia:
Makanan pokok bervariasi, seperti roti, kentang, pasta, atau salad. Daging (seperti steak, sosis, ayam panggang), sayuran kukus, dan roti kerap mendominasi menu makan malam.
☕ 4. Sarapan
-
Indonesia:
Bisa sangat berat—seperti nasi uduk, bubur ayam, atau lontong sayur. -
Australia:
Lebih ringan dan cepat, seperti roti panggang, sereal, muesli, atau yoghurt. Banyak juga yang minum kopi takeaway di pagi hari.
👫 5. Gaya Makan Sosial
-
Indonesia:
Makan bersama keluarga atau teman adalah momen penting. Hidangan biasanya diletakkan di tengah dan dimakan bersama. -
Australia:
Makan bersama juga umum, terutama saat makan malam atau BBQ. Namun, setiap orang biasanya punya porsi sendiri di piring, bukan berbagi dari satu tempat.
🌮 6. Budaya Makan di Luar
-
Indonesia:
Makan di warung, kaki lima, atau restoran adalah hal biasa dan terjangkau. -
Australia:
Makan di luar, terutama di restoran, biasanya dilakukan saat akhir pekan atau momen khusus. Harganya lebih mahal, tapi kualitas dan presentasi sangat diperhatikan.
Kesimpulan
Gaya makan orang Australia cenderung praktis, individual, dan terstruktur, sementara orang Indonesia lebih komunal, beragam, dan fleksibel. Meski berbeda, keduanya mencerminkan budaya yang kaya dan patut diapresiasi.